Video Terkait:

iNRADIO - Halimah Yacob resmi dilantik sebagai Presiden Singapura ke-8. Pelantikan Halimah dilaksanakan di Ruang Negara Istana Kepresidenan Republik Singapura, Kamis (14/9) malam.

"Saya, Halimah Yacob, yang telah terpilih sebagai Presiden Republik Singapura, dengan sungguh-sungguh bersumpah bahwa dengan setia saya akan melepaskan tugas saya," ucap Halimah, seperti dilansir dari Channel News Asia, Jumat (15/9).

Dalam pelantikan tersebut, Halimah Yacob, wanita berusia 63 tahun itu mengenakan pakaian warna cokelat. Halimah resmi jadi Presiden Singapura dengan masa jabatan enam tahun.

Hari itu merupakan momen bersejarah, karena Halimah secara resmi menjadi Presiden Singapura ke-8, dan kepala negara Melayu pertama di negara itu sejak Presiden pertamanya, Yusof Ishak.

Pelantikan dihadiri langsung Hakim Agung Sundaresh Menon, Perdana Menteri Lee Hsien Loong dan lebih dari 200 tamu, termasuk menteri Kabinet dan pasangan mereka, Anggota Parlemen dan perwakilan dari ASEAN serta negara-negara dialog utama lainnya.

Perdana Menteri Singapura, Lee, mengucapkan selamat kepada Halimah usai pelantikan, dan memuji pelantikan sebagai momen penting dalam sejarah Singapura. Dia menyoroti perbedaan penting antara peran sebelumnya dan peran kepala negara.

"Sampai sekarang, Anda telah berjuang dengan baik di serikat pekerja, di arena politik, di pesta pemerintahan. Sekarang sebagai Presiden, Anda harus menjadi non-partisan dan di atas kepentingan politik," kata Lee.

Perdana Menteri juga mengatakan, perjalanan Halimah dari awal yang sangat sederhana hingga kantor tertinggi di Singapura, mencerminkan kisah Singapura sendiri.

"Ceritamu mencerminkan kisah Singapura, bagaimana kita sampai sejauh ini bersama, dan apa yang kita cita-citakan sebagai sebuah bangsa," ucap Lee.

Dalam pidato pertamanya sebagai Presiden Singapura, Halimah mengatakan tugasnya adalah untuk mempersatukan masyarakat.

"Saya meminta semua orang Singapura untuk bergabung dengan saya dalam usaha ini. Tujuan kami harus meningkatkan Singapura yang lebih baik untuk generasi mendatang," terangnya.

Halimah juga menyoroti ketidakbahagiaan yang dirasakan beberapa orang Singapura tentang perubahan baru-baru ini pada Presidens terpilih.

"Seperti mereka, saya menanti-nanti hari kapan kita tidak lagi perlu bergantung pada ketentuan untuk menyiapkan pemilihan umum, dan orang-orang Singapura secara alami dan teratur memilih warga dari semua ras sebagai Presiden."

"Hari ini, saya ingin meyakinkan semua orang Singapura bahwa sebagai Presiden Anda, saya akan melayani Anda semua, tanpa memandang ras, bahasa atau agama." (NAC)