iNRADIO - Belasan mahasiswa yang tegabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) cabang Kutai Kartanegara, pada Senin (1/11/16) pagi tadi, menggelar aksi damai di halaman gedung DPRD Kukar.

Sejumlah pendemo menuntut agar Legislatif dan Eksekutif segera menuntaskan permasalahan yang terjadi selama ini di Kabupaten Kutai Kartanegara, di antaranya terkait persoalan penganguran, kenakalan remaja dan pungli atau pemalsuan karcil masuk Pulau Kumala.

Dalam orasi damainya, belasan mahasiswa menuntut kepada pihak Legislatif dan EKsekutif agar membuka lapangan pekerjaan yang seluas-luasnya, serta lebih memaksimalkan balai pusat latihan kerja yang ada di kukar, hingga dapat menumbuh kembangkan usaha mikro yang mandiri dan industri rumah tangga.

Tak hanya itu saja, pendemo juga meminta Pemerintah Daerah dapat meningkatkan kompetensi tenaga kerja sesuai dengan tuntutan dunia usaha, segera menetapkan RAPERDA tentang kewirausahaan pemuda, serta mengantisipasi PHK besar-berasan, hingga mampu memaksimalkan sosialisasi bursa kerja.
Selain itu juga, Mahasiswa menyoroti maraknya kenakalan remaja yang terjadi saat ini, dan Pemrintah Daerah di tuntut harus meningkatkan pendidikan agama serta moral di sekolah-sekolah, serta membuat PERDA tentang pembatasan jam malam bagi anak dibawah umur.

Dalam unjuk rasa ini, Mahasiswa juga meminta agar Pemerintah Daerah segera membuat laporan kepada Kepolisian atas pelaku pemalsuan karci masuk Pulau Kumala, serta mengusut tuntas oknum dari dalam yang terlibat pemalsuan karcis tersebut, dan menindak tegas pelaku pungli di lingkungan Pemkab Kukar.

" Harapannya untuk momentum sumpah pemuda kali ini, ada beberapa tuntutan kami yaitu, bagaimana pemerintah lebih memperhatikan terkait penganguran yang ada, kemudian seperti apa pemerintah mengatisi kenakalan remaja yang sangat di tinggi, dan perihal masih banyaknya terjadi pungutan liar di Kutai Kartanegara," ungkap Mursid Mubarak, Koordinator aksi usai menggelar unjuk rasa. (fai)

Author 0 999

Fai

Author's archive